-->
Masuk

Notification

×

Iklan

Program Mama Bantu Mama Bukti Nyata Ansy-Jane Bukan Sekedar Janji Politik

Sabtu, 21 September 2024 | September 21, 2024 WIB Last Updated 2024-09-21T10:54:41Z

Kupang,mwartapedia.com - Program “Mama Bantu Mama” yang diusung oleh Jane Natalia Suryanto bukan sekadar janji politik, melainkan sebuah strategi transformasi yang menggugah. 


Inisiatif ini menyentuh inti kehidupan sehari-hari perempuan Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana peran mereka sering kali direduksi dalam struktur patriarki yang mengakar.


Jane, dengan visi yang tajam ini, menyadari bahwa perubahan besar dimulai dari dapur, dari setiap perempuan yang berjuang untuk kesejahteraan keluarganya.


Di tengah ketimpangan gender yang masih kental, Jane hadir dengan keberanian dan keyakinan bahwa kolaborasi antarperempuan adalah kunci.


Ini bukan tentang meminta kesetaraan, tetapi tentang menunjukkan bahwa perempuan, dengan segala kemampuan dan ketekunan mereka, sudah sejak lama memegang peran vital dalam pembangunan. Sayangnya, kontribusi ini kerap diabaikan atau dianggap sepele.


Pilihan Ansy Lema untuk menggandeng Jane dalam Pilgub NTT adalah langkah signifikan yang harus diapresiasi. Namun, apresiasi ini hanya akan memiliki makna jika diikuti dengan kebijakan nyata yang menempatkan isu-isu perempuan di garis depan.


"Saya memilih calon wakil gubernur seorang perempuan sebagai bentuk apresiasi yang tinggi, penghormatan yang khusus kepada kaum perempuan, kepada mama-mama," ungkap Ansy Lema saat mendaftarkan diri di KPU Provinsi NTT kala itu.


Menempatkan Jane sebagai calon wakil gubernur bukanlah sekadar simbol, tetapi juga sebuah tantangan besar untuk membuktikan bahwa NTT siap untuk mengubah wajah pembangunan yang lebih inklusif.


"Saya sepenuhnya menyadari bahwa banyak persoalan, banyak PR, banyak tantangan yang dihadapi oleh provinsi ini terkait erat dengan eksistensi, peran, dan juga kesejahteraan kaum perempuan," kata Ansy.


Gerakan "Mama Bantu Mama" menawarkan harapan, tetapi juga mengingatkan bahwa upaya ini membutuhkan komitmen dan tindakan nyata.


"Kultur patriarki dalam struktur masyarakat di Nusa Tenggara Timur belum sepenuhnya memberi ruang yang setara dan berkeadilan bagi kaum perempuan NTT," ujar Ansy lagi.


Ini bukan sekadar retorika politik atau alat untuk meraih suara, tetapi langkah konkret menuju masa depan yang lebih berkeadilan gender.


Kolaborasi antarperempuan harus menjadi kekuatan yang menggerakkan perubahan sosial, ekonomi, dan politik di NTT.


"Karena itu saya meletakkan wakil gubernur ini seorang perempuan. Saya berharap, Kaka Jane akan menjadi mama bagi masyarakat NTT. Bagi mama-mama, Mama Tolong Mama, Perempuan Tolong Perempuan," tutur Ansy.


Jika inisiatif ini dapat dijalankan dengan baik, maka NTT bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia, bahwa perempuan bukan hanya bagian dari masyarakat yang perlu dibantu, tetapi juga motor penggerak perubahan itu sendiri.


Ansy-Jane dan gerakan “Mama Bantu Mama” adalah simbol perjuangan, dan keberhasilan yang akan menjadi tolok ukur seberapa serius NTT, dalam memperjuangkan kesetaraan gender yang nyata.*

×
Berita Terbaru Update