-->
Masuk

Notification

×

Iklan

Kosmas Lana: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pemprov Harus Bersinergi dengan Semua Pihak

Rabu, 04 September 2024 | September 04, 2024 WIB Last Updated 2024-09-04T08:57:06Z


Kupang,mwartapedia.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat menyadari pentingnya sinergi antara pemerintah, swasta, akademisi, lembaga agama, lembaga kemasyarakatan, serta masyarakat pada umumya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama lewat sektor pertanian. 


Demikian disampaiakan oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Kosmas D. Lana yang diwakili oleh Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bapperinda, Theresia Maria Florensia, SE dalam acara Lokakarya Sosialisasi Keberlanjutan Hasil Program AIP-PRISMA, dan Hasil Background Study Bidang Pertanian dalam Rangka Penyusunan RPJMD yang berlangsung di Hotel Aston Kupang pada Rabu (04/9/2024).


Kosmas Lana mengatakan, saat ini pertanian masih menjadi sektor prioritas di NTT. Sektor ini berperan sebagai penyedia pangan, sumber pendapatan masyarakat, penyerap tenaga kerja, hingga penekan inflasi. 

 

Menurutnya, perekonomian di NTT terbagi dalam beberapa lapangan usaha, di mana lapangan usaha terbesar ada di sektor pertanian. Hal ini juga terlihat dari sebagian besar mata pencaharian penduduk yang berbasis pada pertanian. 


"Ada beberapa komoditas pertanian, peternakan dan perikanan yang menjadi unggulan antara lain jagung, ternak sapi, ternak babi, dan rumput laut. Hal ini ditandai oleh kontribusinya terhadap pembentukan PDRB, yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir,"ungkapnya.


Ia menjelaskan, masih ada beberapa kendala atau faktor yang berkontribusi terhadap masih rendahnya produksi dan produktivitas sebagian besar komoditi pertanian di NTT. 


"Di antaranya, budidaya yang masih sederhana di mana petani masih belum memanfaatkan varietas unggul baru atau teknologi budidaya lainnya. Selain itu, penggunaan input yang masih sangat minim. Faktor lainnya adalah minimnya penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), sehingga sangat terbatas luasan pengelolaan,"jelasnya. 


Selain itu, tambah Kosmas Lana, petani belum melakukan spesialisasi komoditi yang diusahakan, karena masih berorientasi subsisten. Keterbatasan kualitas lahan pertanian adalah faktor lainnya.


"Mencermati beberapa gambaran kondisi di atas, maka lokakarya ini menjadi penting dan aktual, bukan hanya menjadi forum untuk berbagi informasi, tetapi juga sebagai wadah kolaboratif untuk merancang langkah-langkah konkrit menuju pemulihan dan pengembangan sektor pertanian di NTT yang berkelanjutan,"tambahnya.


Ia memberikan apresiasi atas kemitraan antara Pemerintah Provinsi NTT melalui Bapperida Provinsi NTT dan PRISMA, juga didukung oleh para pemangku kepentingan lainnya, dalam penyiapan rancangan RPJMD Teknokratik Provinsi NTT. 


"Kami mendukung upaya ini, sebagai suatu platform yang penting untuk mengumpulkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, terkait pengembangan sektor pertanian di NTT. Dengan melihat berbagai pencapaian dan upaya untuk memanfaatkan pembelajaran pembangunan pertanian inklusif dari PRISMA, yang telah berjalan sekitar 10 tahun di Provinsi NTT, maka momentum ini dapat menjadi kesempatan untuk berbagi pembelajaran dari implementasi PRISMA sebagai satu program,"ucapnya.


 Rekomendasi yang dihasilkan dari penyusunan kajian pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Teknokratik untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2025 – 2029 menegaskan pentingnya pengembangan akses pasar produk pertanian dan peternakan untuk menyelaraskan agenda pembangunan di tingkat provinsi. 


Sementara itu, Kepala Bapperida NTT, Dr. Alfons Theodorus dalam sambutannya memaparkan pembelajaran program PRISMA di NTT menunjukkan pentingnya mendorong pola pertanian dari subsisten atau berfokus untuk kebutuhan konsumsi sendiri menjadi ke arah yang lebih komersial.


“Pengalaman kami bekerja sama dengan PRISMA untuk pengembangan sektor babi, jagung, sapi potong, dan mekanisasi pertanian menunjukkan pendapatan petani dan peternak dapat meningkat ketika akses komersial terhadap inseminasi buatan, pakan ternak berkualitas, layanan jasa alat pertanian, serta benih dengan harga terjangkau tersedia,” ungkap Dr. Alfons.


Untuk diketahui, intervensi PRISMA di NTT dalam sepuluh tahun terakhir memberikan manfaat berupa peningkatan produktivitas dan pendapatan bagi lebih dari 200 ribu rumah tangga petani kecil.


Chief Technical Officer PRISMA, Ferdinandus Rondong mengatakan, ”PRISMA berharap hasil kajian serta rekomendasi ini dapat membawa dampak yang signifikan bagi sektor pertanian di NTT.” 


Adapun Ifan Martino dari Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi PRISMA dan Pemerintah Provinsi NTT.  


”Kami sangat senang melihat hasil kajian ini ke depannya dapat mendukung pengembangan pasar pertanian dan peternakan komersial di NTT,” ungkap Ifan.


Kajian pendahuluan RPJMD Teknokratik Provinsi NTT tahun 2025 – 2029 dilaksanakan dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, petani, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil. (MI)

×
Berita Terbaru Update