-->
Masuk

Notification

×

Iklan

PSI NTT Lakukan Fit and Proper Test Bagi Bacaleg

Rabu, 03 Mei 2023 | Mei 03, 2023 WIB Last Updated 2023-05-04T06:13:44Z

Kupang,mwartapedia.com - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan fit and proper test bagi Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Provinsi NTT yang berlangsung pada Selasa (02/05/2023).


Ketua DPW PSI NTT, Dokter Christian Widodo mengatakan, pihaknya  saat ini melakukan fit and proper test bagi bacaleg provinsi dari Dapil NTT II.


"Hari ini Selasa (2/5/23, red) kami melakukan penjurian independen. Memang tidak semua dapil hanya di dapil-dapil yang kuotanya full atau melebihi dari target,"kata anggota DPRD Provinsi NTT ini. 


Dokter Christiani menjelaskan, proses seleksi bakal dilakukan di dapil-dapil yang bacalegnya lebih dari kuota dan bagus-bagus maka akan dilakukan seleksi. 


Menurutnya, hal itu dilakukan agar supaya yang keluar atau lolos jadi bacaleg benar-benar independen, berkualitas, bukan karena titipan atau bukan karena kepentingan dan keluarga. 


"Memang ada beberapa dapil yang tidak dilakukan proses seleksi karena jumlahnya hanya lebih satu atau dua orang. Bahkan ada dapil yang tidak penuh sehingga kami yang mencari calon untuk penuhi kuota yang ada. Dan itu tidak akan dilakukan seleksi. Kemudian ada bacaleg yang gagal karena administrasinya tidak lengkap dan juga tersandung kasus korupsi dan lain sebagainya. Kita mulai berproses dari Dapil NTT II dan akan diikuti oleh dapil yang lain,"ungkapnya.


Ditambahkan, dalam proses seleksi itu jika ada bacaleg di luar daerah NTT bisa dilakukan melalui zoom untuk memastikan apakah yang bersangkutan serius atau tidak dan itu juga menjadi salah satu skoring. 


Dokter Christian menerangkan, skoring dari juri ini bukan merupakan satu-satunya acuan yang bersangkutan diterima atau tidak sebagai bacaleg. 


Dikatakan, ini merupakan salah satu alat instrumen untuk menilai orang itu layak atau tidak. Karena ada orang yang pintar bicara tetapi di lapangan belum tentu seperti itu. 


"Kalau ini menjadi satu-satunya alat instrumen maka yang tadi bicara bagus-bagus itu lolos semua. Ini hanya salah satu instrumen dan instrumen lainnya adalah track record seperti apa. Apakah di lingkungan sekitar ada terlibat kegiatan sosial atau tidak. Kemudian yang bersangkutan terlibat kasus  atau tidak. Nanti semuanya digabung baru diputuskan dan dinyatakan layak atau tidak,"katanya.


"Disamping itu mendorong sebanyak mungkin orang untuk bergerak bersama dalam semangat solidaritas karena solidaritas selalu terarah terciptanya kebaikan bersama,"ungkapnya.


Sementara itu, satu Tim Independen, RD. Dr. Florens Maxi Un Bria, S. Ag, M.Sos mengatakan, sejauh ini baru dua partai politik (Parpol) yang melibatkan mereka sebagai tim juri untuk melakukan wawancara dan lain sebagainya. Kedua partai tersebut yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 


"Saya merespons secara posetif bahwa ini merupakan bagian dari demokrasi bagaimana kita memilih kader terbaik dengan mendengarkan masukan dari pihak lain. Tentu ini dimulai dengan suatu interaksi dan komunikasi yang baik karena dengan terbuka kepada pihak lain kita juga mendapatkan masukan dan tentu saja Tim Independen ini tidak melihat kepentingan tertentu terhadap para calon,"kata RD. Maxi Un Bria kepada wartawan usai acara fit and proper test di Kantor DPW PSI NTT.


Dia memberi apresiasi kepada Partai Solidaritas Indonesia Provinsi NTT dan  berharap metode dan seleksi dengan melibatkan Tim Independen adalah sesuatu yang luar biasa. "Tentu ini sangat baik karena kita memberikan suatu rekomendasikan dan merupakan salah satu cara untuk memilih calon-calon legislatif terbaik yang akan mengikuti pesta demokrasi,"ungkap Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung Kupang ini. 


Dijelaskan, dari proses dan argumentasi yang dibangun oleh bakal calon legislatif  berdasarkan pengalaman dan tugas yang mereka alami di lapangan.  


"Dan saya melihat itu adalah demokrasi yang indah dan baik. Namun mesti dan harus diuji lagi oleh tim internal supaya melihat kecocokan antara apa yang dikatakan dan apa yang terjadi sebelumnya. Artinya track record masa lalunya menjadi pertimbangan dari tim internal dalam memutuskan bacaleg yang akan dipilih,"jelasnya. 


"Pesan saya bahwa ini adalah budaya atau habitus yang baik karena Partai Solidaritas Indonesia telah memulai sesuatu yang baik dengan mendorong orang-orang muda dalam semangat dan motivasi yang tinggi supaya pertama mereka membangun dari dalam diri mereka bahwa mereka menolak politik uang. Kemudian mereka konsen dan komit terhadap masalah-masalah intoleransi dan korupsi,"terangnya. 


"Dan kita berharap dari partai ini akan muncul anggota-anggota legislatif yang menyuarakan kepentingan masyarakat utamanya adalah melihat persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa ini yang berkaitan dengan intoleransi dan korupsi,"tambahnya. (MI)

×
Berita Terbaru Update