-->
Masuk

Notification

×

Iklan

Kalak BPBD Provinsi NTT Ingatkan Warga Potensi Bencana Akibat Cuaca Ekstrim

Sabtu, 17 Desember 2022 | Desember 17, 2022 WIB Last Updated 2022-12-17T11:28:59Z

 


Kupang,mwartapedia.com - Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur memperingatkan warga akan potensi bencana yang berkemungkinan terjadi kapan saja akibat adanya cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini.


Hal ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos,MM saat ditemui media ini diruang kerjanya, Jumad (15/12/2022).


Ambrosius menjelaskan, ketika memasuki musim penghujan dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengingatkan bahwa semua sona di NTT sudah musim hujan dan memasuki puncak musim hujan pada bulan Januari 2023 maka Kalak BPBD mengingatkan untuk waspada karena NTT merupakan Provinsi yang frekuensi dan intensitas kejadian bencana hidrometorologi yang dipicu oleh parameter cuaca, hujan, banjir, longsor dan angin kencang cukup tinggi.


"Untuk mengantisipasi itu, BPBD Provinsi NTT mengkoordinasikan dengan BPBD Kabupaten/Kota sejak peringatatan dini memasuki musim penghujan oleh BMKG pada bulan Oktober yang lalu maka kita sudah melakukan beberapa kali rapat dan BPBD juga terus memantau informasi cuaca peringatan dini dari BMKG karena informasi peringatan dini adalah satu hal penting dalam pengurangan risiko bencana,"ungkapnya. 




Ambrosius  menerangkan,  Pemerintah Provinsi juga melalui edaran yang ditandatangani oleh Wakil Gubernur untuk waspada menghadapi peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan yang bisa memicu bencana sejak tanggal 28 Oktober yang lalu kepada Bupati/Walikota untuk membantu kondisi di wilayah masing-masing sampai kepada perangkat yang berkaitan di daerah untuk memastikan informasi peringatan dini yang bersumber dari BMKG untuk disampaikan kepada kepada masyarakat dengan menggunakan media komunikasi berbasis masyarakat.


"Untuk mewaspadai potensi dampak curah hujan yang meningkat terutama pada daerah yang rawan bencana seperti di wilayah bantaran sungai dan untuk di NTT setelah Seroja banyak sungai menjadi dangkal sehingga harus dibersihkan dari endapan, selokan-selokan dibersihkan dari sampah, pohon-pohon yang sudah tua dan condong kerumah, kejalan dan fasilitas publik kita pangkas agar tidak menjadi ancaman bagi warga disekitar daerah tersebut,'ajak Kalak.


Ambrosius menuturkan, BPBD Provinsi NTT juga meminta kepada Pemerintah Daerah untuk memastikan jalur-jalur evakuasi yang aman bagi masyarakat ketika terjadi bencana agar dipastikan lokasi dan titik kumpulnya. 


"Pemerintah Daerah harus memastikan jalur evakuasi sehingga masyarakat bisa mengetahuin jalur evakuasi, jalur titik kumpul dan jalur evakuasi ini dinyatakan aman dan kemudian mulai mengaktifkan Poskoh Siaga Darurat,"terangnya.




Ia mengatakan, untuk Poskoh di BPBD Provinsi NTT sudah aktif dan menerima pengaduan dan laporan dari warga masyarakat di Pusdalops daerah Lasiana sebagai media dan wahana komunikasi sehingga jika ada kesulitan dan pengaduan bisa disampaikan melalui call center  0811-3844-7777 yang aktif selama 7 kali 24 jam


"Untuk meningkatkan kegiatan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat, kita melibatkan semua unsur yang bisa menjadi media dan agen untuk mendiseminasi informasi dari peringatan dini misalnya kita bekerjasama dengan lembaga agama untuk bersatu padu dan bahu-membahu memastikan bahwa warga masyarakat mendapatkan informasi peringatan dini dan kita minta juga melalui lembaga agama karena pemerintah mengurusi warga masyarakat dan lembaga agama mengurusi umat dan jamaah sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan warga masyarakat dalam menghadapi potensi bencana cuaca ekstrim.


Ambrosius mengingatkan bahwa bagi masyarakat NTT memasuki musim hujan adalah merupakan sebuah berkat tetapi hujan yang banyak juga bisa menjadi potensi ancaman bencana bagi masyarakat.


"Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam dan objek dengan jarak pandang 30 meter tidak jelas terlihat maka warga masyarakat yang mendiami bantaran sungai, daerah rendah aliran sungai harus selalu meningkatkan kewaspadaan diri  dengan cara melakukan evakuasi diri terlebih dahulu ketitik yang aman,"ucapnya.


Lebih lanjut, Ambrosius menambahkan, dari hasil kajian menunjukkan bahwa orang yang selamat pada saat bencana itu adalah menyelamatkan diri sendiri, ditolong oleh keluarga dan orang disekitarnya.


"Jangan pernah abaikan dan mulailah peduli pada diri sendiri, pada kesempatan pertama selamatkan diri terlebih dahulu ketika ada kesulitan ada pemerintah,"ajaknya.


Ambrosius juga membeberkan data yang menunjukan bahwa regu penyelamat hanya satu sekian persen bisa menyelamatkan orang dari bencana, oleh karena itu dirinya menghimbau untuk peduli keselamatan pada diri sendiri.


"Saya megajak, mari peduli pada keselamatan diri sendiri, jika ada informasi yang tidak bersumber dari lembaga yang berwenang misalnya dari BMKG dan BPBD, jangan disebarkan dan pastikan informasi yang disebarkan bersumber dari lembaga resmi supaya tidak menjadi berita bohong yang bisa menimbulkan kepanikan karena kepanikan bisa meningkatkan jumlah korban jiwa,"pungkasnya. (MI)

×
Berita Terbaru Update