-->
Masuk

Notification

×

Iklan

Aksi Heroik Pria 50 Tahun Etnis Madura Panjat Tiang Bendera Dibantu 2 Mahasiswa UPG 1945

Rabu, 17 Agustus 2022 | Agustus 17, 2022 WIB Last Updated 2022-08-17T23:19:35Z

Kupang,mwartapedia.com - Seorang bapak bernama Ahmad Soleh berasal dari etnis Madura berusia 50 tahun melakukan aksi heroik menyelamatkan bendera merah putih dibantu oleh dua orang mahasiswa dari Universitas Pendidikan Guru (UPG) 1945 yaitu Dedy Linato dan Oktavianus Bunga etnis Sabu pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Provinsi NTT, Badan Inteligen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS NTT) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi NTT yang berlangsung di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Rabu (17/8/2022).


Pantauan media ini di lokasi kegiatan, upacara yang dihadiri oleh 26 etnis yang ada di Kota Kupang berlangsung dengan hikmat tiba-tiba mengalami kendala pada saat bendera akan dikibarkan Bapak Ahmad Soleh dari etnis Madura yang kesehariannya bekerja sebagai penjual makanan (Warung Sederhana) di daerah Baumata ini dengan cekatan memanjat tiang bendera saat mengetahui tali pengikat bendera merah putih lepas dan dibantu oleh dua orang mahasiswa dari etnis Sabu yang melihat sang bapak berjuang merekapun ikut sama-sama membantu pada detik-detik pelaksanaan upacara kemerdekaan.


Kepada media ini, Bapak Ahmad Soleh mengatakan bahwa ketika melihat tali pengikat bendera yang terlepas dirinya secara spontan langsung tergerak untuk memanjat tiang bandera untuk menyelamatknan sang merah putih.


"Ketika melihat tali pengikat bendera lepas spontan saya langsung lari melepas alas kaki dan memanjat tiang untuk menyelamatkan sang merah putih,"ungkapnya.


Tanpa basa-basi, Bapak Ahmad Soleh memanjat ke tiang bendera dan mengalami kesulitan sehingga dirinya dibantu oleh dua orang mahasiswa UPG 1954. 


"Saya mengalami kesulitan karena tali bendera ditiup angin sehingga susah untuk mengambilnya disamping tiang benderanya juga licin sehingga sangat sulit untuk meraih ujung tali,"tuturnya.


Menurutnya, aksi tersebut dilakukan demi rasa cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga usia bukan menjadi kendala untuk menyelamatkan bendera pusaka. 

"Saya merasa terharu dan bangga karena ini terjadi pada Perayaan Kemerdekaan RI dan ngga (tidak red) ada seorangpun yang bergerak sehingga dengan hati nurani saya langsung lari dan panjat untuk mengambil tali dan harapan saya semoga kita tetap bersemangat dalam mempertahankan sang merah putih agar tetap berkibar di bumi Indonesia,"pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT, Ir. Theodorus Widodo kepada media mengatakan bahwa kejadian bendera terlepas dari tali pada saat perayaan peringatan HUT RI ini merupakan insiden diluar dari apa yang sudah direncanakan.

"Insiden tadi diluar dari dugaan kita semua, mungkin pengibar bendera terlalu bersemangat tetapi satu hal yang tersembunyi adalah ketika terjadi insiden dengan cepatnya saudara kita dari etnis Madura langsung kelapangan dan berusaha memanjat tiang. Disini Pak Ahmad Soleh bukan anak kecil tetapi bapak berusia 50 tahun begitu bersemangat memanjat tiang itu,"tuturnya.


Theodorus Widodo menambahkan bahwa momen upacara HUT RI yang menghadirkan 26 etnis ini menjadi lebih bermakna ketika melihat semangat persatuan dari etnis Madura dan etnis Sabu menunjukan rasa cintanya kepada sang merah putih.

"Satu hal yang betul-betul saya lihat dan menjadi pelajaran buat kita yaitu bagaiman saudara yang lain ketika melihat bapak Ahmad Soleh tidak bisa panjat, mereka datang mendukung dan mendorong keatas. Disinii mengajarkan kepada kita bahwa kita harus hidup bergandengan tangan dan bekerjasama dalam membangun bangsa,"ungkapnya.

"Dan satu hal dari kejadian tadi,  bendera tidak sampai jatuh dan ini diluar dari dugaan kita,"tambah ketua FPK. 

Pada tempat yang sama, BAIS NTT, Komandan Mayor CHP, Hery Sapto mengatakan bahwa insiden ini terjadi karena tali tambang yang baru diganti dan pengaitnya tidak ditekan oleh pengibar bendera.

"Pengaitnya tidak ditekan oleh ade-ade pengibar bendera sehingga waktu ditarik talinya terlepas tetapi saudara kita dari etnis Madura dibantu oleh etnis Sabu sangat luar biasa,"ungkapnya.

Lebih lanjut, Komandan Mayor CHP, Hery Sapto menambahkan, seperti yang disampaikan oleh Ketua FPK bahwa ini adalah insiden diluar dari dugaan dan menjadi dimamika pada perayaan HUT RI kali ini.

"Tadi kami juga sempat kuatir bagaimana mengambil tindakan sehingga saya memberikan aba-aba kepada teman-teman supaya naik dan kebetulan Bapak Ahmad Soleh dengan sigap langsung naik keatas dan dibantu oleh ade-ade mahasiswa, ini artinya wujud kepedulian dan wujud semangat dari masyarakat terutama pada saat perayaan HUT RI bahwa merah putih tidak boleh terganggu pada saat dia akan berkibar sehingga mereka mengambil sikap berlari, memanjat dan menaikan kembali sehingga bendera bisa naik lagi dengan sempurna,"ucapnya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Soleh dan kedua mahasiswa yang telah menyelamatkan bendera merah putih.

"Ini tidak diseting tetapi kita juga tidak menduga dan menjadi satu hal yang luar biasa dan kita hargai sebagai rakyat dan masyarakat yang cinta kepada kemerdekaan,"pungkasnya. (MI)

×
Berita Terbaru Update