-->
Masuk

Notification

×

Iklan

Maxen Mauk Berharap Program Merdeka Belajar Harus Disosialisasikan Kepada Guru

Senin, 25 Juli 2022 | Juli 25, 2022 WIB Last Updated 2022-08-07T06:30:33Z

 


Kupang,mwartapedia.com - Selama pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) menghadirkan Program Merdeka Belajar dan memastikan peserta didik benar-benar merasakan manfaat dari program dan kebijakan kementerian, hal ini semata untuk memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia merasakan kemerdekaan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, namun harus disosialisasikan program tersebut kepada guru.


Demikian disampaikan oleh Kepala sekolah SMA Plus Masa Depan Mandiri Kupang, Maxen A. Mauk, S Pd, M.Pd saat ditemui media ini diruang kerjanya pada Senin (25/7/2022)


Kepada media mwartapedia.com, Kepala Sekolah SMA Plus Masa Depan Mandiri Kupang  mengatakana bahwa mengawali tahun ajaran baru dengan program kurikulum merdeka belajar yang belum  disosialisasikan oleh Dinas terkait membuat pihaknya masih mengikuti kurikulum yang lama karena pemerinah juga memberikan pilihan bagi sekolah untuk menjalankan program yang ditawarkan dan dinggap baik bagi sekolah.



"Harapan saya agar dengan adanya kurikulum merdeka belajar ini sebaiknya semua sekolah di berikan sosialisasi atau Bimtek paling tidak untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum,"harapnya.



Menurutnya, setelah mendapat bimtek, tenaga pengajar akan membagikan ilmunya kepada semua guru yang ada disekolah untuk menjalankan program tersebut dengan baik.


"Setelah mendapat bimtek kemudian disosialisasikan ke semua guru sehingga dengan demikian sekolah yang memilih melaksakanan kurikulum merdeka belajar rata-rata mempunyai pemahaman yang sama dan menurut saya karena menjalani hal yang baru paling tidak kurang  sedikit tetapi pasti semuanya bisa menjalankan dengan baik,"ungkapnya.



Baginya Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, penerapan kurikulum merdeka ini bersifat opsional, sehingga setiap sekolah mempunyai pilihan untuk menerapkan kurikulum.



"Kurikulum merdeka ini baru tercipta di Kemendikbud yang baru kalau saya melihat ini berawal dari adanya Covid-19 sehingga kurikulum ini bertujuan supaya tercipta pilihan yang dianggap baik karena disini ada tiga pilihan bagi sekolah untuk menerapkannya,"jelasnya.


Lebih lanjut Maxen menambahkan, meski dua kurikulum ini masih berlaku, namun tidak semua sekolah menerapkan kurikulum yang sama.



"Menurut saya masih ada banyak sekolah yang masih bingung menjalankannya karena belum semua sekolah diberikan Biimtek termasuk Kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah Kurikulum dan semua tenaga pengajar,"tuturnya.


Ia mengakui dengan adanya perkembangan teknologi sekarang ini  mungkin pihaknya dianggap mampu dan bisa belajar materi dari media online yang ada tetapi percepatan sekolah mengikuti tidak sama sehingga pihaknya masih bingung menjalannaknya.



"Kalau dulu ketika ada perubahan kita dibimtek dan dikasih pelatihan supaya semuanya berjalan dengan mudah,"ucapnya.


Maxen mengakui bahwa untuk saat ini, Sekolah SMA Plus Masa Depan Mandiri masih menggunakan kurikulum K-13 tetapi metodeloginya disesuaikan dengan kurikulum merdeka.


"Memang itulah salah satu pilihan yang ditawarkan kesekolah sehingga jangan sampai karena kita terlalu bersemangat memilih kurikulum merdeka secara utuh lalu kemudian bikin guru dan siswa bingung,"tutur Kepala Sekolah yang saat ini mempunyai  134 siswa.



Maxen menjelaskan , dalam program merdeka belajar ada merdeka penuh, merdeka berbagi, disini ada sekolah yang sudah melakukan pelatihan berulang-ulang dan seharusnya mereka berbagi dengan sekolah lain yang belum mendapat pelatihan tetapi implementasinya sampai dengan saat ini belum ada karena semuanya baru memulai seiring meredanya Covid-19.



"Menurut saya, Kita jalani dulu dan ini artinya masing-masing harus menata sekolahnya sendiri dan dikendalikan dari Dinas Pendidikan,"pungkasnya  (MI)


×
Berita Terbaru Update